Sejarah Cornish Pasty dan Cerita Pekerja Tambang di Cornwall

Lipatan tebal itu punya fungsi unik: para pekerja tambang sering memegang pasty dari sisi lipatan dengan tangan yang kotor atau berlumur debu logam beracun seperti arsenik.

FOOD

8/2/2025

Cornish pasty mungkin sekarang identik dengan makanan sederhana, hangat, dan mengenyangkan. Tapi di awal kemunculannya, pasty justru bukan makanan rakyat jelata—melainkan hidangan kelas bangsawan.

Di abad pertengahan Inggris, sekitar abad ke-13 hingga 16, pasty sering diisi dengan daging premium seperti daging rusa, burung puyuh, atau bahkan ikan salmon, dibumbui dengan rempah-rempah mahal yang hanya terjangkau oleh kalangan aristokrat.

Kulit pastry tebalnya bukan untuk dimakan sepenuhnya, melainkan sebagai “wadah alami” yang menjaga isian tetap hangat dan bersih, terutama saat disajikan di meja makan kerajaan. Namun, pada abad ke-17 hingga 18, pasty mulai berubah wajah. Di Cornwall—wilayah yang terkenal dengan tambang timah dan tembaga—makanan ini diadaptasi menjadi bekal praktis bagi para miner. Isinya disesuaikan: potongan daging sapi, kentang, swede (lobak), dan bawang, dibungkus rapat dengan lipatan khas di sisi tepinya (crimped edge). Kulitnya lebih tebal dan kokoh agar tahan dibawa seharian di tambang.

Lipatan tebal itu punya fungsi unik: para pekerja tambang sering memegang pasty dari sisi lipatan dengan tangan yang kotor atau berlumur debu logam beracun seperti arsenik. Setelah isinya dimakan, bagian tepinya dibuang agar mereka tidak menelan racun. Bagi para miner, Cornish pasty bukan sekadar makanan.

Ia adalah simbol rumah dan kehangatan—sering kali para istri menulis inisial suami di bagian luar pastry dengan adonan, supaya bekal mereka tidak tertukar di dalam keranjang makan siang tambang yang penuh. Lambat laun, Cornish pasty menjadi identitas kuliner Cornwall, melintasi kelas sosial, dan bertahan sebagai warisan budaya yang bahkan kini mendapat status Protected Geographical Indication (PGI) dari Uni Eropa—artinya hanya pasty yang dibuat di Cornwall dengan resep tradisional yang boleh disebut “Cornish pasty”.

Para penambang membawa bekal itu menggunakan crib bag (tas bekal tambang) yang menjadi saksi praktis bagaimana kehidupan pekerja tambang dulu. Crib bag-nya bukan sekadar tas biasa, tapi wadah tahan banting buat bawa bekal dan mungkin juga alat kecil dalam kondisi tambang yang keras.